TEMPO.CO, Jakarta - Peminat program sarjana terapan atau D4 lebih banyak dibandingkan diploma tiga (D3). Hal ini telah dibuktikan setidaknya oleh Sekolah Vokasi UGM Yogyakarta.
"Waktu masih D3 perbandingannya (jumlah kursi dan pendaftar) 1:30, tetapi begitu buka D4 meningkat menjadi 1:100," kata Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi, Wikan Sakarinto, mengungkapkan pada Kamis 21 April 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada hari itu Wikan menggelar sosialisasi competitive fund vokasi 2022 dan peluncuran SK Transformasi D3 ke D4 di Kabupaten Tangerang, Banten. Wikan menyerahkan surat keputusan D4 kepada 113 program studi yang berasal dari 45 perguruan tinggi.
Wikan menerangkan bahwa program D4 memiliki sejumlah keunggulan dibandingkan D3 seperti lulusan yang lebih disenangi oleh industri hingga memiliki kompetensi nonteknis yang lebih baik. Tidak aneh karena industri telah dilibatkan sejak awal dalam perancangan kurikulum di program sarjana terapan. Selain dosen-dosen yang mengajar di D4 juga berasal dari industri.
Lebih dari itu, menurut Wikan, yang paling diuntungkan dengan adanya program D4 adalah kalangan industri. Dia menyebutkan kalau selama ini industri rugi karena kerap kehilangan tenaga kerja yang lulusan D3 untuk alasan melanjutkan studi S1. "Padahal selama ini, industri sudah keluar biaya untuk pelatihan dan lainnya."
Oleh karenanya, Kemendikbudristek mendorong agar program studi D3 beralih ke D4. Meski begitu kementerian menegaskan tidak akan mengejar kuantitas seperti berapa banyak jumlah lulusan yang diserap maupun perguruan tinggi yang meneken nota kesepahaman untuk program itu. Tetapi, lebih kepada kualitas pembelajaran dan menghasilkan lulusan memiliki kompetensi.
"Nanti kami akan survei, mulai dari berapa pendapatan lulusan sampai bagaimana karirnya. Jadi tidak hanya sekedar terserap," katanya yang saat itu Wikan berpesan agar peningkatan status program studi, harus diikuti dengan peningkatan kualitas serta kurikulum disusun bersama industri, dan peningkatan kompetensi nonteknis dengan pembelajaran berbasis proyek.
Program Studi D4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan salah satu prodi yang ada di Sekolah Vokasi Universitas Sebelas Maret yang menjawab dan memenuhi kebutuhan akantenaga kerja bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) baik dalam sektor formal maupun informal. Perolehan akreditasi program studi D4 K3 Sekolah Vokasi Universitas Sebelas Maret saat ini adalah B. Lulusan D4 K3 nantinya akan diarahkan pada kemampuan dalam melaksanakan pekerjaan yang kompleks dan manajerial, dengan dasar kemampuan profesional bidang K3, termasuk keterampilan dalam bidang komunitas kesehatan. D4 K3 Universitas Sebelas Maret nantinya akan mempelajari mengenai Dasar-Dasar Keselamatan Kerja, Psikologi Industri, Ergonomi, Investigasi Kecelakaan Kerja, dan beberapailmu lain yang berhubungan dengan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MKBKM) 2020 merupakan kurikulum yang dipakai di Prodi D4 K3 saat ini. Beban studi bagi mahasiswa D4K3 sebesar 144 SKS untuk pendidikan vokasi yang ditempuh selama empat tahun dengan pembelajaran 4-3-1 yaitu 4 semester kuliah di kampus, 3 semester kuliah/magang di luar kampus dan 1 semester untuk menyelesaikan Tugas Akhir. Metoda pembelajaran yang digunakan di Prodi D4 K3 selain dengan metode tatap muka kuliah, diskusi juga dengan metode case method dan project based learning dan bekerjasama dengan industri sebagai mitra Prodi D4 K3.